Selasa, 27 Oktober 2015

Asal Usul Mochi



Mochi (Jepang: 餅; Hanzi: (麻糬)) adalah kue Jepang yang terbuat dari beras ketan, ditumbuk sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk menjadi bulat. Di Jepang, kue ini sering dibuat dan dimakan pada saat perayaan tradisional mochitsuki atau perayaan tahun baru Jepang. Namun, jenis kue ini dijual dan dapat diperoleh di toko-toko kue di sepanjang tahun. Ia memiliki rasa yang khas yaitu lembut di saat pertama kali dimakan, dan lama kelamaan menjadi lengket.
Di Indonesia, khususnya kue mochi buatan Kota Sukabumi yang biasa dijajakan para pengasong di beberapa titik persimpangan jalan besar di Kota Bogor, kue mochi berisi adonan kacang.
Sejarah Mochi Di Sukabumi
Kue mochi ini dibawa oleh tentara jepang yang pernah menduduki Indonesia. Pada masa itu, ada orang-orang pribumi yang menjadi juru masak di barak-barak militer Jepang. Pada saat itu ada di Sekolah Calon Perwira (SECAPA) yang pada masa kolonial dikenal sebagai politie school. pada masa Jepang, sekolah digunakan sebagai pertahanan militer utama di Sukabumi.
Makanan ini adalah makanan tradisional Jepang dalam upacara yang dikenal dengan mochitsuki, yaitu minum teh dengan mochi sebagai makanannya. Mochi Sukabumi berbeda dengan mochi Jepang. Dalam mochi Jepang tidak dikenal pembungkus dari bambu. Selain itu, kacang tanah yang menjadi isinya tidak ditemukan dalam mochi Jepang. Di Sukabumi sendiri, kue mochi dikemas dalam keranjang bambu yang diberi merek dalam tulisan kuo-i yang dibaca swang sie yang artinya banyak kebahagiaan, setiap keranjang kue mochi biasanya berisi 10 buah mochi berukuran sebesar kelereng.
Adanya interaksi ekonomi antara orang-orang Jepang dan penduduk lokal yang sebetulnya sudah terjadi sebelum Jepang menduduki Indonesia. Sekitar tahun 1930-an, hanya ditemukan toko-toko bahan makanan Jepang yang dikenal dengan sebutan bussando di kota-kota seperti Batavia, Bandung, Semarang dan Surabaya. Toko-toko Jepang tersebut menjual berbagai kebutuhan sehari-hari berupa bahan makanan pokok.
Setelah di telusuri lebih jauh, dengan memakai metode sejarah lisan, ternyata usaha mochi lah yang berasal dari warga keturunan Cina (Tionghoa). Diantara deretan toko-toko bergaya modern, terlihat sebuah rumah bergaya lama. Arsitekturnya bergaya kolonial, seperti rumah yang khusus ditempati para penjabat pada masa Belanda, dengan kusen jendela yang tinggi, atap melancip, lantai marmer, dan ornamen-ornamen batuan di dindingnya. Memberikan kesan bahwa pemilik rumah itu mempunyai keluarga yang sudah berakar jauh sejak lama. Diatas pintu kayu dan jendela kavanya, terdapat papan yang berfungsi juga sebagai sebuah merk. Di tengah papan tersebut terdapat semacam tulisan mandarin yang mempunyai arti " Kebahagian". Berasak dari bahasa Hokkian (swang-si), dipinggir tulisan tersebut terdapat pula tulisan dari tulisan yang sama, tetapi dengan bentuk yang lebih kecil. Tulisan kecil itu jika dilafalkan berbunyi moo-che. Di rumah inilah, moo-che atau lebih dikenal dengan nama mochi, diproduksi pertama kali oleh keluarga Gandhi. Itulah sejarah moochi di Sukabumi
Mochi Sukabumi berbeda dengan mochi yang berasal dari daerah lain. Kue mochi Sukabumi bentuknya bulat, bertabur tepung sagu, dan terasa kenyal. Jika digigit, rasa manisnya akan terasa. Terdapat  dua jenis kue mochi, yaitu kue mochi tanpa isi yang disebut kiathong dan kue mochi yang diisi dengan adonan kacang. Kue mochi dari tempat itu dibuat tanpa pewarna dan tanpa pengawet, sehingga tidak dapat disimpan lama-lama, harus segera dimakan. Sedangkan kue mochi yang berasal dari daerah lain, ukuran mochi lebih besar dan bertabur wijen pada kulit mochi dengan isian yang lebih banyak. 
Ini adalah rangkuman dari beberapa artikel mengenai mochi. Cerita ini akan berlanjut pada judul asal usul mochi es krim. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar